Followers

Contact







KOMUNITAS PEDULI INFORMASI
PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HILIR

Jl. Gurita No.4 - Pekanbaru, Kode Pos : 28282

Telp : 0761-7633399, Fax : 0761-

Bagansiapiapi Online Network

Peta Rokan Hilir

PETA ROKAN HILIR




Rokan Hilir

Dengan kawasn perairan yang sangat potensial, Kabupaten Rokan Hilir memiliki beraneka ragam potensi di sektor perikanan antara laih Ikan Patin, Udang, Kerang Cumi-cumi dan jenis makanan laut lainnya seperti Penyu Hijau, Tiram, Siput dan Rumput Laut.

Informasi Umum

Kabupaten Rokan Hilir menempati wilayah dengan luas 8,961,43 km² atau 896,142.93 ha, berada pada posisi 1º14' - 2º45' LU dan 100º17' - 101º21' BT dan berbatas dengan daerah sebagai berikut:

Utara : Selat Malaka dan Provinsi Sumatera Utara

Selatan : Bengkalis dan Rokan Hulu

Barat : Provinsi Sumatera Utara

Timur : Kota Dumai

Kabupaten Rokan Hilir dengan Ibu Kota "Bagansiapiapi" terletak disebelah timur Sungai Rokan. Tempat ini merupakan sebuah perkampungan ikan yang berada pada pantai timur pulau Sumatera. Hasil produksinya seperti Ikan Asin dan Udang diekspor keseluruh wilayah yang ada di Indonesia. Kota lain yang berperan penting di kabupaten ini adalah bagan Batu yaitu berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara.

Beberapa sungai yang mengalir di kabupaten ini berperan penting sebagai sarana transportasi untuk perekonomian rakyat. Sungai Rokan merupakan sungai terpanjang dengan panjang 350 km.

Kabupaten Rokan Hilir memiliki iklim tropis dengan jumlah curah hujan 1.808,5 mm/tahun dan temperatur udaranya berkisar pada 24º-32ºC. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Februari s/d bulan Agustus. Sementara musim hujan terjadi pada bulan September s/d Januari dengan jumlah rata-rata hujan 69 hari, curah hujan tertinggi adalah di Kecamatan Bangko, yaitu 2.710 mm/tahun dan curah hujan terendah di Kecamatan Tanah Putih dengan jumlah 1.443,8 mm/tahun. (BPS, 2006).

Menurut hasil sensus 2006, jumlah populasi Kabupaten Rokan Hilir adalah 421.310 jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata adalah 48,33 jiwa/km².

Lebih dari 50% ekonomi kabupaten ini berasal dari sektor pertanian, khususnya dari bagian sektor perkebunan, perikanan, tanaman pangan dan kehutanan. Sektor lain yang memberikan kontribusi besar adalah perdagangan, hotel dan restoran, khususnya pada sektor perdagangan.

Sejak berlakunya otonomi daerah, Kabupaten Rokan Hilir telah mencoba untuk mempersiapkan sarana dan infrastruktur baru seperti:

  • Transportasi Darat (1.828 km mudah diakses dengan kendaraan roda empat)
  • Transportasi Udara (4 pelabuhan ekspor-impor), pada 4 lokasi yaitu; Bagan Siapi-api, Panipahan, Tanjung Lumba-lumba dan Sinaboi
  • Listrik - 26 unit pembangkit listrik tenaga diesel dengan total kapasitas 29.372.616 kWH
  • Telekomunikasi (telepon rumah, telepon genggam dan internet)
  • Fasilitas Kesehatan (3 Rumah Sakit, 10 Puskesmas, dan 58 Puskesmas Pembantu)
  • Air bersih, dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Mineral (PDAM) dengan jumlah volume 9.840 m³
  • Fasilitas pendukung; Perbankan (Bank Nasional dan Bank Lokal), Akomodasi (Hotel dan Fasilitas Pemondokan)

Sejarah Terbentuknya Kabupaten Rokan Hilir

Rokan Hilir dibentuk dari tiga kenegerian, yaitu negeri Kubu, Bangko dan Tanah Putih. Negeri-negeri tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Negeri yang bertanggung jawab kepada Sultan Siak.

Distrik pertama didirikan Hindia Belanda di Tanah Putih pada saat menduduki daerah ini pada tahun 1890. Setelah Bagansiapiapi yang dibuka oleh pemukim-pemukim Tionghoa berkembang pesat, Belanda memindahkan pemerintahan kontrolir-nya ke kota ini pada tahun 1901. Bagansiapiapi semakin berkembang setelah Belanda membangun pelabuhan modern dan terlengkap untuk mengimbangi pelabuhan lainnya di Selat Malaka hingga Perang Dunia I usai. Setelah kemerdekaan Indonesia, Rokan Hilir digabungkan ke dalam Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

Bekas wilayah Kewedanaan Bagansiapiapi yang terdiri dari Kecamatan Tanah Putih, Kubu dan Bangko serta Kecamatan Rimba Melintang dan Kecamatan Bagan Sinembah kemudian pada tanggal 4 Oktober 1999 ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai kabupaten baru di Provinsi Riau sesuai dengan Undang-Undang Nomor 53 tahun 1999 dengan ibukota Bagansiapiapi.